Skip to main content

Sesuatu Datang dengan Tujuan Masing-Masing.

Selalu saja Tuhan menurunkan kejadian beserta alasannya, baik dengan kita disadari maupun tidak. Kita hanya menjalani dan sering telat menyadari. Seringkali kita menginginkan sesuatu hal yang menurut kita terbaik atau menentukan sesuatu yang sesuai kehendak hati. Kita menyisihkan yang tak kita sukai demi hal yang kita ingini.

Tentunya kau akan berjuang sekuat mungkin mendapatkan apa yang kau suka. Menggapai apa yang kau impikan. Mempertahankan argumentasi dalam diskusi. Serta menyangkal, jika ada yang mengingatkanmu agar tak menyesal. Sebaik-baik rencana yang kita rakit, kita tak pernah bisa memastikan hasil yang tak membuat kita sakit.

Yang terjadi kita akan terus berupaya, dan terus di imbangi dengan doa. Mengambil setiap kesempatan yang ada demi meraih cita. Meninggalkan sesuatu yang menurutmu tak lagi berguna. Mencari cara agar tujuanmu cepat sampai tergapai. Lalu bersenang-senang, setelah upaya berujung lapang.

Di dalam berproses kamu tak akan semulus rencanamu. Ibarat seperti kamu tak bisa mengira kalau hujan akan tiba, jika gelap tak di iringi petir yang menggema. Banyak rintang yang akan menghadang, mengganggu jalanmu ketika kau ingin cepat sampai tujuan. Membuang waktu sejenak, untuk sesuatu yang tak kau anggap layak. 

Dan pada akhirnya, kita tak mesti sampai pada tujuan kita yang pertama. Yang kita susun dengan beribu rencana. Yang kita upayakan dengan sekuat tenaga. Serta yang membangunkan kita di sepertiga malam untuk terus berdoa. Bukankah kau merasa geram? Kita hanya mendapat hasil yang di luar rencana, atau bahkan tak dapat apapun dari apa yang kita kerjakan.

Bersabarlah, kita kembali lagi pada kalimat pertama di artikel ini. Setelah berupaya dengan maksimal dan doa yang luar biasa. Namun hasilnya tak sesuai rencana. Ini bukan salahmu ataupun salah tujuanmu. Kejadaian seperti ini memang harus terjadi. Memang kau harus terima pada akhirnya. Menyesal memang perlu, tapi menyadari akan kegagalan itu lebih bermutu.

Bukan kita yang menentukan akhir, sebab bukan kita juga yang memulai awal. Tuhanlah yang berkuasa atas gagal dan suksesmu, senang dan sedihmu, serta indah dan burukmu. Kegagalan bukanlah hasil yang teramat buruk untuk sebuah rencana yang kau bentuk. Perlu di pahami lagi bahwa keberhasilan itu ada setelah kegagalan muncul sebelumnya.
Yang terbaik menurut kita bukanlah yang terbaik menurut Maha Pencipta. Lalui proses ini dengan hikmat. Menyesal lah sewajarnya. Jangan terlalu lama tinggal di dalamnya. Bersabarlah atas apa yang menimpa. Serta teruslah berupaya sampai senja tak lagi ada. Gunakan malammu untuk menyadari apa yang menimpamu. Jangan menyalahkan sebuah keadaan. Lewati moment ini dengan baik. Lalu perbaiki hal yang buruk menjadi apik.

Bangunlah lebih pagi di esok hari, lalu anggaplah kegagalan sebelumnya memang harus terjadi adanya. Sesuatu datang dengan tujuan masing-masing. Tujuan yang baik menuju tujuan yang terbaik. Buatlah toleransi dalam berupayamu di esok hari. Mulailah memahami bahwa setiap jeda itu ada sesuatu yang berguna. Bukan semuanya harus seusai dengan hati, tapi Tuhan tau lebih baik mana yang harus kau tempati. Bersyukurlah tentang semua yang ada saat ini. Teruslah berupaya. Jangan menyerah begitu saja. Tuhan ada dengan segala baikNya.

Comments

Popular posts from this blog

Hujan di Kaca Jendela.

Teringat sore itu, di kala hujan tak kunjung hilang dari kaca jendela kamarku. Tak sengaja ku jumpai kau di lini masa. Kau lagi. Kau yang masih terngiang di hati. Begitu sulit melepaskan saat situasi begitu tepat untuk mengenangkan. Kamu yang belum sempat aku miliki namun sudah pergi saat rasa mulai bersemi. Dengan tulisan sederhana. Kau mengindahkan hasil potretanmu yang kau tandai namanya. Hatiku sudah kebal terkait nama yang terus kau sebutkan. Yang terus kau banggakan. Dan yang terus kau pantaskan. Di banding aku yang sendiri dalam harapan. Belum ada kesempatan mengungkapkan, tapi gerak gerikmu memberi isyarat kita belum bisa bersama dalam waktu dekat. Ketika kau perlahan menghilang dan tak lagi ku jumpai dalam bayang. Kadang semesta suka tertawa melihat aku yang sendiri melamun di sudut ruang. Melihat bodohnya manusia yang berharap pada manusia lainnya. Melihat mata dan hati yang berdiskusi tentang lamanya menanti. Ku jumpai kau di kotak persegi. Berisi kata yang kau suka. Bert

Diam, Sepi, dan Membosankan

Kisah ini di awali dari hubungan yang membosankan. Saat pesanku tak kunjung kau balas, obrolan searah dan posisiku serba salah. Cinta begitu sepi saat hati sudah terlanjur meresapi. Kegalauan muncul setiap hari di kala kau yang tak kunjung mengerti. Lelah ku menunggu pagi, sambil terus berharap kau tak bermaksud pergi. Aku bertanya salahku apa tapi kau diam saja. Aku mengajak kita untuk tatap muka, menyelsaikannya bersama namun kau tak kunjung bicara. Aku telfon berkali kali, nomormu tak bisa di hubungi. Lalu ku belikan pulsa agar kau bisa membalas pesanku tanpa ada alasan kehabisan pulsa yang mengganggu. Namun tetap saja, kau masih diam. Sampai pada sewajarnya manusia tetap saja mahluk yang mudah digoda. Sebelum kondisi seperti ini, diriku masih kuat memegang janji janji. Tapi keadaan memburuk, cinta semakin bertepuk. Waktu terus berjalan, dan kau tau menunggu itu bosan. Dari sudut lain, dari nama yang lain. Aku menyapa wanita yang sejatinya dari dulu ku memendam rasa. Awalnya aku