Skip to main content

Babak Baru

Memang beginilah cinta, tak banyak yang bisa diterka. Kadang suka kadang duka,  kadang haru kadang pilu, kadang benci kadang rindu. Entahlah. Yang ku pikirkan kini, cinta terbagi menjadi dua sisi. Bagian awal kita di suguhi bahagia lewat senyuman, terus berlanjut sampai akhirnya belajar sabar dari perpisahan.

Banyak orang menyerah karena baru saja berpisah. Mereka mengaku sulit untuk menemukan orang yang sama seperti yang sudah terpisahkan. Terus tenggelam dalam luka yang terpendam. Tanpa menyadari bahwa cinta berjalan silih berganti. Perpisahan memang harus ada, agar membuka untuk cerita selanjutnya.

Percayalah, kau bukan yang pertama yang merasakan luka. Perpisahan memang sudah lama, tapi kenanganlah yang memaksa kita untuk tidak lupa. Kau tak perlu terus hidup dalam kenanganmu itu. Bukan bermaksud untuk memaksa melupakan, tapi kita juga jangan terus di buai kenangan. Kau harus dewasa dan berpikir seadanya, jangan terus menuntut untuk kembali dalam bahagia tempo dulu.

Jika kau ingin menaikan level dalam game yang kamu mainkan, tentunya kamu harus tinggalkan level sebelumnya bukan? Begitu pula cinta, mungkin sudah waktunya kau tinggalkan yang lama dan beranjak untuk level berikutnya. Meski tantangan yang di hadirkan lebih berat,  tapi proses naik kelas akan meningkatkan kemampuan kita dalam tingkatan selanjutnya.

Kalau memang hatimu benar sudah mengikhlaskan maka pertemuan beriktunya akan mudah di dapatkan.
Sudah jelas, pertemuan adalah tanda bahagia mulai meretas. Awal dari cerita dan penghapusan luka sebelumnya. Bertemulah kamu dengan sosok yang baru. Seseorang yang di percaya Tuhan untuk mengisi hati yang sebelumnya telah frustasi.

Tenanglah, kau pasti menemukan pengganti


Dia yang baru, memang berbeda dengan dia yang dulu. Kau harus pahami itu, sepintas kau akan mengerti bahwa cinta datang tanpa berterus terang. Dia tak memberi tahu kapan dia datang dan dia juga tak memberi tahu dimana dia akan berpulang. Di sinilah, lukamu akan sulit menemuimu. Pertemuanmu dengannya yang membuatmu sulit, untuk kembali mengingat luka agar tetap diungkit.


Ini seperti pertemuan biasanya. Beranikan dirimu untuk menyapa. Paling tidak ada dua hal yang harus kau dapatkan segera. Selain namanya, kau juga perlu mengingat senyumnya yang memikat. Senyuman yang selama ini tak kau dapatkan, senyuman yang bisa membuatmu merasa nyaman. Mudah-mudahan kau sadar kepada siapa jantung itu berdebar.


Kau kini berada di babak baru, saatnya kau terbiasa dengan situasi yang ada. Situasi yang berbeda dari sebelumnya. Kau beranikan diri untuk memulai bertutur sapa. Cari tahu tentang dia sedalamnya, kenali dia dengan baik agar tumbuhnya rasa dapat berjalan apik. Nantinya kau akan mendapatkan hasil dari apa yang kau usahakan.


Kau harus berani mengakui, bahwa bertemu dengannya adalah anugerah yang tak kau duga sebelumnya. Bagaimana tidak? Kau bertemunya tanpa sengaja, hanya melalui sosial media, dia mengizinkanmu untuk mengenal lebih luas tentangnya. Sekarang syukurilah kondisi ini, buah dari rasa sabarmu mulai bisa di petik.


Nikmatilah fase yang tengah kau jalani. Jaga caramu berkomunikasi. Meski dia sudah membolehkanmu mencari tahu banyak hal, namun kau tetaplah harus punya batasan. Sesungguhnya kau hanya orang baru yang belajar mencari tahu kebenaran bahwa pertemuan bisa mendapatkan kebahagiaan. Jadi tetaplah sadar diri, tenangkan dadamu yang menggebu itu.


Semua bisa tak berjalan sesuai keinginan, apapun yang kita rencanakan kini, belum tentu bisa terjadi di kemudian hari. Karena kita hanyalah insan yang berprasangka, bukan orang yang bisa menentukan takdirnya. Pertemuanmu bisa jadi awal dari pendekatan, namun bisa saja sebatas godaan yang hilang dalam pengaduan.


Nikmatilah rona rona romansa yang mulai terbangun, jangan biarkan rindu dalam dada menambah beban yang ada. Ajaklah dia bertemu untuk sekedar menjalin rasa agar semakin padu, lalui dengan sederhana karena kadang yang berlebihan bisa berhenti di tengah jalan. Tak harus banyak yang kau lakukan, babak barumu hanya butuh beberapa pertemuan agar cinta semakin menunjukkan kemerahan.


Jatuh dan bangun lagi, cinta tak butuh kamu yang mudah menyerah.


Comments

Popular posts from this blog

Hujan di Kaca Jendela.

Teringat sore itu, di kala hujan tak kunjung hilang dari kaca jendela kamarku. Tak sengaja ku jumpai kau di lini masa. Kau lagi. Kau yang masih terngiang di hati. Begitu sulit melepaskan saat situasi begitu tepat untuk mengenangkan. Kamu yang belum sempat aku miliki namun sudah pergi saat rasa mulai bersemi. Dengan tulisan sederhana. Kau mengindahkan hasil potretanmu yang kau tandai namanya. Hatiku sudah kebal terkait nama yang terus kau sebutkan. Yang terus kau banggakan. Dan yang terus kau pantaskan. Di banding aku yang sendiri dalam harapan. Belum ada kesempatan mengungkapkan, tapi gerak gerikmu memberi isyarat kita belum bisa bersama dalam waktu dekat. Ketika kau perlahan menghilang dan tak lagi ku jumpai dalam bayang. Kadang semesta suka tertawa melihat aku yang sendiri melamun di sudut ruang. Melihat bodohnya manusia yang berharap pada manusia lainnya. Melihat mata dan hati yang berdiskusi tentang lamanya menanti. Ku jumpai kau di kotak persegi. Berisi kata yang kau suka. Bert

Sesuatu Datang dengan Tujuan Masing-Masing.

Selalu saja Tuhan menurunkan kejadian beserta alasannya, baik dengan kita disadari maupun tidak. Kita hanya menjalani dan sering telat menyadari. Seringkali kita menginginkan sesuatu hal yang menurut kita terbaik atau menentukan sesuatu yang sesuai kehendak hati. Kita menyisihkan yang tak kita sukai demi hal yang kita ingini. Tentunya kau akan berjuang sekuat mungkin mendapatkan apa yang kau suka. Menggapai apa yang kau impikan. Mempertahankan argumentasi dalam diskusi. Serta menyangkal, jika ada yang mengingatkanmu agar tak menyesal. Sebaik-baik rencana yang kita rakit, kita tak pernah bisa memastikan hasil yang tak membuat kita sakit. Yang terjadi kita akan terus berupaya, dan terus di imbangi dengan doa. Mengambil setiap kesempatan yang ada demi meraih cita. Meninggalkan sesuatu yang menurutmu tak lagi berguna. Mencari cara agar tujuanmu cepat sampai tergapai. Lalu bersenang-senang, setelah upaya berujung lapang. Di dalam berproses kamu tak akan semulus rencanamu. Ibarat seperti

Diam, Sepi, dan Membosankan

Kisah ini di awali dari hubungan yang membosankan. Saat pesanku tak kunjung kau balas, obrolan searah dan posisiku serba salah. Cinta begitu sepi saat hati sudah terlanjur meresapi. Kegalauan muncul setiap hari di kala kau yang tak kunjung mengerti. Lelah ku menunggu pagi, sambil terus berharap kau tak bermaksud pergi. Aku bertanya salahku apa tapi kau diam saja. Aku mengajak kita untuk tatap muka, menyelsaikannya bersama namun kau tak kunjung bicara. Aku telfon berkali kali, nomormu tak bisa di hubungi. Lalu ku belikan pulsa agar kau bisa membalas pesanku tanpa ada alasan kehabisan pulsa yang mengganggu. Namun tetap saja, kau masih diam. Sampai pada sewajarnya manusia tetap saja mahluk yang mudah digoda. Sebelum kondisi seperti ini, diriku masih kuat memegang janji janji. Tapi keadaan memburuk, cinta semakin bertepuk. Waktu terus berjalan, dan kau tau menunggu itu bosan. Dari sudut lain, dari nama yang lain. Aku menyapa wanita yang sejatinya dari dulu ku memendam rasa. Awalnya aku